Pastikan Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan Jelang Nataru, Pemda Lutra Sidak Pasar Tradisional
Kabarsulsel.id || Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara (Lutra) terus melakukan langkah konkret untuk memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan tetap terjaga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Upaya ini dilakukan guna mengendalikan laju inflasi pada momentum tersebut.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Luwu Utara, Rabu (24/12/2025). Sidak ini dipimpin langsung oleh Kepala Bapperida Luwu Utara, Drs. Aspar, serta melibatkan sejumlah instansi terkait, di antaranya Dinas Pertanian, Dinas Pangan, Ketahanan Pangan (DPKP), dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Turut hadir Perwira Penghubung Kodim 1403/Palopo bersama unsur terkait lainnya. Sinergi lintas sektor ini diharapkan mampu memperkuat fondasi stabilitas harga dan ketahanan ekonomi daerah yang berjuluk Bumi La Maranginang.
Berdasarkan hasil sidak di sejumlah pasar tradisional, termasuk Pasar Masamba, ditemukan adanya keterbatasan variasi dan stok beberapa komoditas. Meski demikian, harga kebutuhan pokok di kios-kios pangan terpantau relatif stabil dan masih sesuai, bahkan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Harga di kios pangan relatif stabil. Namun, kami masih menemukan beberapa kios yang belum dilengkapi label harga yang jelas, sehingga menyulitkan konsumen dalam membandingkan harga. Hal ini tentu mengurangi transparansi harga,” ujar Aspar.
Ia juga mengungkapkan adanya kesenjangan antara mekanisme stabilisasi harga dengan ketersediaan pasokan pada level intervensi pemerintah. Kondisi tersebut berpotensi memicu lonjakan harga pada komoditas tertentu, terutama cabai dan bawang.
“Komoditas yang rawan mengalami lonjakan harga, seperti cabai dan bawang, justru tidak tersedia di kios pangan. Ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara mekanisme stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan pangan di tingkat intervensi pemerintah,” jelasnya.
Aspar mengimbau para pengelola kios pangan agar tidak menaikkan harga selama periode Nataru serta memastikan ketersediaan stok tetap terjaga. Ia juga mendorong agar kios pangan melengkapi stok dari Bulog, seperti beras dan minyak goreng, mengingat ketersediaannya di gudang masih mencukupi.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penyediaan komoditas yang berpotensi memicu inflasi, seperti cabai, bawang, dan beberapa jenis sayuran, guna menjaga stabilitas harga dan memastikan pasokan tetap aman di pasar.
Tak hanya itu, Aspar juga meminta komitmen para stokis, termasuk penyalur daging ayam dan daging sapi, untuk menahan kenaikan harga. Pasalnya, hasil pemantauan menunjukkan stok daging ayam dan daging sapi di sejumlah pasar tradisional masih tergolong stabil.
“Pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa sidak ini memberikan dampak positif. Harga di kios pangan milik pemda dapat dijaga tetap stabil dan diikuti oleh sebagian besar pedagang di pasar tradisional,” imbuhnya.
Meski demikian, ia mengakui masih terdapat beberapa komoditas yang belum tersedia di kios pangan sehingga berpotensi mengalami kenaikan harga. Oleh karena itu, kondisi ini menjadi dasar rekomendasi agar komoditas tersebut segera dilengkapi guna memperluas dampak stabilisasi harga.
Adapun rekomendasi yang disusun meliputi penguatan koordinasi dengan daerah penghasil untuk menjamin pasokan, optimalisasi fungsi kios pangan agar menyediakan stok yang lengkap dan memadai—termasuk komoditas volatil—dengan label harga yang jelas, serta percepatan program ketahanan pangan berbasis lokal.
